Selamat datang di PT Mukti Farm

Mukti Farm

Mukti Farm

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 27 Desember 2012


BAB II
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain sehingga yang dipengaruhi mau mengikuti arahan sang pemimpin (Nuskhi, 2012).

2.1  Pengertian Kepemimpinan Menurut Para ahli
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Menurut Veitthzsal Rivai (2004:36) Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain, baik di dalam organisasi maupun di luar organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Kepemimpinan merupakan hasil daripada organisasi sosial yang telah terbentuk atau sebagai hasil dinamika daripada interaksi sosial. Sejak mula kala terbentuknya suatu kelompok sosial, seseorang atau beberapa orang di antara kelompok - kelompoknya melakukan peranan yang lebih aktif daripada rekan-rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa orang tampak lebih menonjol daripada yang lainnya. Itulah asal mula timbulnya kepemimpinan, yang kebanyakan timbul dan berkembang dalam struktur sosial yang kurang stabil. Munculnya seorang pemimpin sangat diperlukkan dalam keadaan – keadaan di mana tujuan daripada kelompok sosial yang bersangkutan terhalang atau apabila kelompok tadi mengalami ancaman- ancaman dari luar. Dalam keadaan demikianlah, agak sulit bagi warga – warga kelompok yang bersangkutan untuk menentukkan langkah – langkah yang harus diambil dalam mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal dalam diri seseorang.

Munculnya seorang pemimpin merupakkan hasil dari suatu proses yang dinamis yang sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan kelompok tersebut. Apabila dalam saat tersebut muncul seorang pemimpin, maka kemungkinan besar kelompok tersebut akan mengalami suatu disintegrasi. Sedangkan disintegrasi sendiri adalah suatu keadaan yang terpecah belah dari kesatuan yang utuh menjadi terpisah-pisah.(Imam 1999)
Dalam pandangan islam kepemimpinan tidak jauh berbeda dengan model kepemimpinan pada umumnya, karena prinsip – prinsipnya dan sistem – sistem yang digunakan terdapat beberapa  kesamaan. Kepemimpinan dalam islam pertama kali dicontoh oleh Rasulullah SAW, kepemimpinan Rasulullah tidak bisa dipisahkan dengan fungsi kehadirannya. Prinsip dasr kepemimpinan beliau adalah keteladanan. Dalam kepemimpinannya mengutamakan uswatun hasanah pemberian contoh kepada para sahabatnya yang dipimpin. Rasulullah memang mempunyai kepribadian yang sangat agung, hal ini seperti yang digambarkan dalam Al-Qur”an :

Artinya : “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

            Dari ayat diatas menunjukkan bahwa Rasulullah memang mempunyai kelebihan yaitu berupa akhlak yang mulia, sehingga dalam hal memimpin dan memberikan teladan memang tidak lagi diragukan. Kepemimpinan Rasulullah memang tidak dapat ditiru sepenuhnya, namun setidaknya sebagai umat islam harus berusaha menteladani kepemimpinan-Nya.

2.2  Gaya kepemimpinan
Pada tahun 1988, dalam bukunya, Management of Organizational Behavior, Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard mengemukakan Model Kepemimpinan Situasional. Di sini keberhasilan seorang pemimpin dilihat dari tiga dimensi:
1.    Perilaku tugas (task oriented) yang berbentuk bimbingan dan arahan.
2.    Perilaku hubungan (relationship oriented) yang berbentuk dukungan sosio-emosional.
3.    Kematangan para bawahan, yang menyangkut: kematangan kerja, able (kemampuan bekerja), dan willing (kemauan bekerja).
Dalam mengintegrasikan ketiga dimensi di atas, terdapat 4 (empat) kategori gaya kepemimpinan:
1.    Gaya Telling/Instructing ‑ dimana pemimpin memberitahukan apa yang harus dilakukan bawahan serinci mungkin (tingkat kematangan rendah).
2.    Gaya Selling/Coordinating ‑ dimana pemimpin menjajakan atau mengkoordinasi tugas‑tugas yang harus dilakukan bawahan (tingkat kematangan rendah‑sedang).
3.    Gaya Participating ‑ dimana pemimpin mengikutsertakan bawahan (tingkat kematangan sedang‑tinggi).
4.    Gaya Delegating ‑ dimana pemimpin mendelegasikan tugas‑tugas kepada bawahan (tingkat kematangan tinggi).
Di samping itu, dalam model tersebut terdapat 4 (empat) jenis keputusan:
1.    Keputusan gaya Telling/Instructing adalah keputusan yang dibuat oleh pemimpin.
2.    Keputusan gaya Selling/Coordinating adalah keputusan yang dibuat oleh pemimpin dengan dialog dan/atau penjelasan.
3.    Keputusan gaya Participating adalah keputusan yang dibuat oleh Pemimpin/Pengikut atau keputusan yang dibuat oleh Pengikut dengan penguatan dari Pemimpin.
4.    Keputusan gaya Delegating adalah keputusan yang dibuat oleh Pengikut.
Dengan demikian apabila suatu perilaku pemimpin digunakan berkaitan dengan tingkat kematangan yang sesuai, akan membentuk pasangan yang kemungkinan tinggi.



Berkaitan dengan gaya kepemimpinan tentu yang terbaik bilamana kita dapat mengikuti sunatullah, sebagaimana firman allah dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 119, yang berbunyi :

 
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.”
Ayat diatas menegaskan bahwa allah mengutus Muhammad dengan kebenaran. Kebenaran itu ialah suatu yang kokoh kuat lagi pasti tidak menyesatkan orang – orang yang menganutnya bahkan membahagiakannya dan tidak sedikit pun mempunyai unsur – unsur keraguan – raguan apalagi kebatinan.

2.3  Studi Kasus Kepemimpinan Rasulullah SAW saat hijrah
1.    Nabi SAW (53 tahun) ahli aqidah
Dalam suatu telaah terhadap seratus tokoh berpengaruh di dunia, Muhammad saw diakui sebagai seorang tokoh yang paling berpengaruh dan menduduki rangking pertama. Ketinggian itu dilihat dari berbagai perspektif, misalnya sudut kepribadian, jasa-jasa dan prestasi beliau dalam menyebarkan ajaran Islam pada waktu yang relatif singkat. Kesuksesan beliau dalam berbagai bidang merupakan dimensi lain kemampuan sebagai leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran Rasul. Dikatakan leader karena beliau selalu tampil di muka, menampilkan keteladanan, dan kharisma sehingga mampu mengarahkan, membimbing dan menjadi panutan. Dikatakan manajer karena beliau pandai mengatur pekerjaan atau bekerja sama dengan baik, melakukan perencanaan, memimpin dan mengendalikannya untuk mencapai sasaran.
Umat Islam memandang Muhammad saw bukan hanya sebagai pembawa agama terakhir (Rasul) – yang sering disebut orang sebagai pemimpin spiritual, tetapi sebagai pemimpin umat, pemimpin agama, pemimpin negara, komandan perang, qadi (hakim), suami yang adil, ayah yang bijak sekaligus pemimpin bangsa Arab dan dunia. Peran yang sangat komplek ini telah diperankan dengan baik oleh Nabi Muhammad saw., sehingga menjadi dasar bagi umatnya sampai akhir zaman. Hal ini menunjukkan bahwa peran Nabi Muhammad saw. sebagai pemimpin umat sangat besar pengaruhnya. Perwujudan kepemimpinan beliau dengan memberi pendidikan dan pengajaran yang baik kepada umat dengan keteladanan yang baik (uswatun hasanah).
Pada dasarnya Islam memandang bahwa setiap manusia merupakan pemimpin. Sehingga setiap umat Islam sebagai pemimpin yang beriman harus berusaha secara maksimal untuk meneladani kepemimpinan Rasulullah sebagai konkretisasi kepemimpinan Allah SWT., untuk itu Allah SWT. memfirmankan agar mentaati Rasulullah, baik berdasarkan sabda dan perilakunya, maupun diamnya beliau dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.
Hal ini sesuai dengan firman Allah surat An-Nisa’:64:


  
Artinya : “Dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya Jikalau mereka ketika Menganiaya dirinya [313] datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

[313] Ialah: berhakim kepada selain Nabi Muhammad s.a.w.
Firman Allah di atas dengan jelas memerintahkan agar setiap umat Islam mematuhi dan taat pada perintah Allah dan Rasulullah. Allah SWT juga menerangkan bahwa setiap Rasul yang diutus oleh-Nya kedunia ini dari dahulu sampai kepada Nabi Muhammad saw wajib ditaati dengan izin (perintah) Allah karean tugas risalah mereka adalah sama yaitu untuk menujukan umat manusia kejalan yang benar dan kebahgiaan hidup didunia dan akhirat.
Diterangkan pula dalam sebuah hadits bahwa Nabi Muhammad senantiasa menganjurkan setiap orang untuk mentaati pemimpinya, selama mereka tidak menyuruh berbuat maksiat dan kemungkaran terhadap Allah.
“Dari Abi Hurairah dari rasulullah sesungguhnya telah berkata : dia yang tat kepadaku berarti mentaati Allah dan dia yang tidak patuh padaku berarti tidak mentaati Allah. Dan dia yang mentaati Amir berarti mentaati Aku, dan yang tidak mentaati Amir berarti tidak mematuhi aku” (HR. Muslim).
Baik dari surat An-Nisa’ ayat 64 maupun hadits diatas menerangkan bahwa kita diperintahkan untuk taat kepada pemimpin yang harus disandarkan pada izin Allah, ini berarti setiap ketaatan orang pada pemimpinya, rakyat pada pemerintah dan anak pada orang tua semata-mata karena izin Allah.
Selanjutnya di bawah ini akan diketengahkan usaha mencari dan menggali sesuatu yang dapat dan harus diteladani dari kepemimpinan Nabi Muhammad saw. , yaitu:
1.    Kepribadian yang Tangguh
Nabi Muhammad saw. adalah sosok yang sangat kuat baik pada masa kecilnya, dewasanya bahkan sampai wafatnya menunjukkan sikap yang sangat kuat teguh pendirian (istiqamah). Sejak pertamanya beliau tidak terpengaruh oleh kondisi masyarakat di sekitar yang terkenal kebobrokan dan kejahiliahannya, menyembah berhala dan patung. Kepribadian itulah yang menjadi dasar atau landasan yang kokoh bagi seorang pemimpin, karena hal itu bermakna juga sebagai seseorang yang memiliki prinsip hidup yang kokoh dan kuat.
2.    Kepribadian dan Akhlak Terpuji.
Kepribadian yang terpuji ini memiliki beberapa sifat yang terhimpun dalam pribadi Nabi Muhammad disebut sifat wajib Rasul meliputi shiddiq, amanah, tabligh dan fathanah. Namun Rasul sebagai manusia pasti memiliki sifat jaiz, yakni sifat-sifat kemanusiaan yang tidak menurunkan derajat atau martabat beliau sebagai utusan Allah. Dalam sifat jaiz ini Rasul tidak dapat menghindar dari ujian dan cobaan Allah SWT. seperti rasa sedih, sabar, dan tabah.
Sifat wajib dan sifat jaiz yang dimiliki Rasul tanpa memiliki sifat mustahil, sangat menunjang pelaksanaan kepemimpinan yang beliau laksanakan. Dalam segala hal, akhlak Nabi Muhammad adalah Al-Qur'an, dengan mengambil keteladanan dari kehidupan Nabi saw berkaitan dengan pendidikan akhlak Nabi, beliau sendiri menegaskan dalam salah satu hadits yang sudah dikenal luas dikalangan pengikutnya :
“Tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak.” (H.R. Ahmad).
Dari poin ini dapat dipahami bahwa inti dari kepemimpinan pendidikan Nabi Muhammad adalah penanaman dan pengembangan sistem akidah, ubudiyah dan muamalah yang berorientasi pada akhlakul karimah.

3.    Kepribadian yang Sederhana.
Beliau memperlakukan orang dengan penuh kesopanan dalam semua kesempatan. Setelah memperoleh kemenangan beliau lebih sederhana, peramah dan pemurah hati, bahkan memberikan maaf dan pengampunan pada musuh-musuhnya.
Kepemimpinan Nabi Muhammad saw. berjalan di atas nilai-nilai Islam yang berhasil menanamkan keimanan, ketakwaan, kesetiaan dan semangat juang untuk membela kebenaran dan mempertahankan hak selain beroleh bantuan Allah SWT.

Ada beberapa kunci yang dapat diteladani oleh umatnya, yaitu:
a.    Akhlak Nabi yang terpuji tanpa cela.
b.    Karakter Nabi yang tahan uji, tangguh, ulet, sederhana, dan bersemangat baja.
c.    Sistem dakwah yang menggunakan metode imbauan yang diwarnai dengan hikmah kebijaksanaan.
d.   Tujuan perjuangan Nabi yang jelas menuju ke arah menegakkan keadilan dan kebenaran serta menghancurkan yang batil, tanpa pamrih kepada harta, kekuasaan dan kemuliaan duniawi.
e.    Prinsip persamaan.
f.     Prinsip kebersamaan.
g.    Mendahulukan kepentingan dan keselamatan pengikut.
h.    Memberikan kebebasan berkreasi dan berpendapat serta pendelegasian wewenang.
i.      Tipe kepemimpinan karismatis dan demokratis.
Keberhasilan Nabi Muhammad saw. dalam memimpin umat dikarenakan tingkah laku beliau yang selalu berdasarkan Al-Quran dan ditunjang beberapa sifat yang melekat padanya. Adapun sifat utama yang melekat pada diri pribadinya yaitu:
1) Kehormatan kelahirannya.
2) Bentuk dan potongan tubuh yang sempurna.
3) Perkataan yang fasih dan lancar.
4) Kecerdasan akal yang sempurna.
5) Ketabahan dan keberanian.
6) Tidak terpengaruh oleh duniawi.
7) Hormat dan respek terhadap dirinya.

2.    Abu Bakar (51 tahun) ahli ekonomi
              Abu Bakar As Sidiq, salah satu khalifah terbaik sepanjang sejarah.Sepeninggal Rasulullah SAW ia pun diangkat menjadi Khalifah.Di hadapan rakyatnya ia mengucapkan sebuah pidato yangmerupakan pernyataan pertama setelah ia memangku jabatan sebagai Khalifah. Setelah mengucapkan puji syukur kepadaAllah Abu Bakr radiallahu ‘anhu berkata:

     ” Saudara-saudara. Saya sudah terpilih untuk rnemimpin kamu sekalian, dan saya bukanlah orang yang terbaik di antara kamu sekalian. Kalau saya berlaku baik, bantulah saya. Kebenaran adalah suatukepercayaan, dan dusta adalah pengkhianatan. Orang yang lemah di kalangan kamu adalah kuat di mata saya, sesudah haknya saya berikankepadanya, insya Allah, dan orang yang kuat buat saya adalah lemah sesudah haknya nanti saya ambil ,insya Allah. Apabila ada golonganyang meninggalkan perjuangan di jalan Allah, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada mereka. Apabila kejahatan itu sudah meluaspada suatu golongan, maka Allah akan menyebarkan bencana kepada mereka. Taatilah saya selama saya taat kepada (perintah) Allah dan Rasul-Nya. Tetapi apabila saya melanggar (perintah) Allah dan Rasulullah maka gugurlah kesetiaanmu kepada saya. Laksanakanlah salat kamu,Allah akan merahmati kamu sekalian.”
              Ungkapan Abu Bakar As Sidiq diatas sesungguhnya mencerminkan sebuah ketulusan, keikhlasan, dan rasa tanggung jawab, serta sebuah kesadaran bahwa ia sebagai pemimpin tidak akan berarti apa – apa jika tanpa dukungan orang sekitarnya,posisi yang ia capai adalah wujud kepercayaan padanya. Abu Bakar As Sidiq dengan keberanian dan keteguhan hatinya-pun mempersilakan rakyatnya mengkritisinya, bahkan meninggalkannya jika ia (sebagai pemimpin) keluar dari jalan kebenaran.
              Pidato Abu Bakar tersebut mengajarkan pada kita bahwa seorang yang berkuasa harus selalu siap untuk dikritik, mendengarkan keluhan rakyatnya, bukan rakyat yang selalu harus mendengarkan curhatan hatinya,kegalauannya,dan kecemasannya. Lihatlah mereka yang hanya bisa beristirahat di bawah kolong jembatan,lihatlah mereka yang bergelut dengan sampah, lihatlah mereka yang terbujur kaku karena kelaparan, lihatlah…lihatlah…Semua mereka sesungguhnya sangat terancam, namun mereka tiada mengeluh karena bisa jadi mereka sudah tahu tidak akan didengarkan. Abu Bakar As Sidiq adalah seorang khalifah yang luar biasa kepekaannya.Tiada berlebihan mencoba mentransfer nilai kepemimpinan beliau.
3.    Ali Bin Abi Thalib (15 tahun) kekuatan Kecerdasannya/intelektualnya
              Setelah Utsman ra. syahid,  Ali ra. diangkat menjadi khalifah ke-4. Awalnya beliau ra. menolak, namun akhirnya beliau ra. menerimanya. Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Muhammad bin Al-Hanafiyah berkata: Sementara orang banyak datang di belakangnya dan menggedor pintu dan segera memasuki rumah itu. Kata mereka: "Beliau (Utsman ra.) telah terbunuh, sementara rakyat harus punya khalifah, dan kami tidak mengetahui orang yang paling berhak untuk itu kecuali anda (Ali ra.)". Ali ra. berkata kepada mereka: "Janganlah kalian mengharapkan saya, karena saya lebih senang menjadi wazir (pembantu) bagi kalian daripada menjadi Amir". Mereka menjawab: "Tidak, demi Allah, kami tidak mengetahui ada orang yang lebih berhak menjadi khalifah daripada engkau". Ali ra. menjawab: "Jika kalian tak menerima pendapatku dan tetap ingin membaiatku, maka baiat tersebut hendaknya tidak bersifat rahasia, tetapi aku akan pergi ke masjid, maka siapa yang bermaksud membaiatku maka berbaiatlah kepadaku". Pergilah Ali ra. ke masjid dan orang-orang berbaiat kepadanya.”




A.  BEBERAPA KEUTAMAAN ALI RA.
1.   Ali ra. adalah orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan anak-anak. Sebagian riwayat mengatakan bahwa saat masuk Islam, beliau ra. baru berumur 10 tahun.  Diriwayatkan oleh Ibnu Saad bahwa Al-Hassan bin Zaid bin Al-Hassan berkata:
Ali tidak pernah menyembah berhala sama sekali karena dia memang masih
kecil. Saat hijrah RasuluLlah saw,
Ali ra. dengan penuh keberanian,
tidur di atas tempat tidur RasuluLlah saw., sehingga para pengepung mengira
RasuluLlah saw. masih di dalam rumah, sedang beliau saw. telah meninggalkan
rumah tsb.
2.    Ali adalah salah satu dari 3 orang sahabat ra. yang melakukan
perang tanding satu lawan satu melawan 3 tokoh kafir Quraisy saat Perang Badar.
Ali ra. berkata:
Utbah bin Rabiah (dari Kafir Quraisy) maju diikuti putra (Al-Walid) dan saudaranya (Syaibah). Ia berseru: Siapa mau bertarung? Kemudian ditampilkan kepadanya seorang pemuda Anshar. Ia bertanya: Siapa kamu? Maka mereka mengabarinya. Utbah berkata: Kami tidak membutuhkan kamu, tetapi kami inginkan putera-putera paman kami. Kemudian RasuluLlah saw, bersabda: Berdirilah, hai Hamzah! Majulah, hai Ali! Majulah hai Ubaidah bin Harits! Kemudian Hamzah ra. menghadapi Utbah (dan berhasil membunuhnya) dan aku menghadapi Syaibah (dan membunuhnya). Ubaidah dan Al-Walid saling menyerang, masing-masing saling melukai lawannya, kemudian kami menyerang  Al-Walid dan membunuhnya dan kami bawa Ubaidah.(HR. Abu Daud).

Pendahuluan Kepemimpinan