JENIS DAN BANGSA SAPI POTONG
1. Sapi Bali
Sapi Bali, menurut Hardjosubroto dan Astuti (1994) adalah
bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari banteng (Bibos
banteng) yang telah dijinakkan berabad-abad yang lalu. Sapi Bali mempunyai
angka reproduksi yang tinggi, tingkat adaptasi yang sangat baik terhadap
kondisi pakan yang jelek dan lingkungan yang panas serta mempunyai % karkas dan
kualitas daging bagus (Anonimus, 1985). Kelemahan sapi Bali adalah rentan
terhadap penyakit jembrana dan MCF serta tingkat kematian pedet pra sapih yang
mencapai 15 sampai 20 % (Anonimus, 1987). Warna bulu merah bata, pada jantan
akan menjadi hitam saat dewasa ; ada warna pu-tih dengan batas yang jelas pada
bagian belakang paha, pinggiran bibir atas, kaki ba wah mulai tarsus dan
carpus ; mempunyai gumba yang bentuknya khas serta terdapat garis hitam
yang jelas pada bagian atas punggung (Hardjosubroto, 1994).......
2. Sapi Madura
Sapi Madura adalah bangsa sapi potong lokal
asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos
indicus atau sapi Zebu (Hardjosubroto dan Astuti, 1994), yang secara
genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal
serta tahan terhadap serangan caplak (Anonimus, 1987). Karak-teristik sapi
Madura sudah sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat,
bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah
dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas ; bertanduk khas dan
jantannya bergumba.
3. Sapi Sumbawa
Sapi Sumbawa menurut Keputusan mentri Pertanian NOMOR: 2909/Kpts/OT.140/6/2011 tentang PENETAPAN
RUMPUN SAPI SUMBAWA
adalah merupakan rumpun sapi lokal yang
berkembang di
Pulau Sumbawa dengan
asal-usul
dari sapi hissar yang sejak didatangkan dari India oleh Pemerintah
Hindia Belanda sekitar
tahun 1908, diternakkan
secara
murni oleh masyarakat di Pulau Sumbawa
secara
turun-temurun sampai
sekarang.
Warna :
a.
Tubuh Dominan :
Sapi betina pada Umumnya berwarna putih dan yang jantan pada
umunya putih keabuan
b. Kepala :
Jantan pada umunya abu-abu
c. Bentuk tubuh : sedang - besar, bergumbal dan
bergelambir
d. Tanduk :
bertanduk, pada sapi betina tanduk lebih panjang
e. Bentuk telingga : sedang, mengarah kesamping.
4. Sapi P.O
Sapi PO
(singkatan dari Peranakan Ongole), di pasaran juga sering disebut sebagai Sapi Lokal atau
Sapi Jawa atau Sapi Putih. Sapi PO ini hasil persilangan antara pejantan sapi
Sumba Ongole (SO) dengan sapi betina Jawa yang berwarna putih. Sapi
Ongole (Bos Indicus) sebenarnya berasal dari India, termasuk tipe sapi pekerja
dan pedaging yang disebarkan di Indonesia sebagai sapi Sumba Ongole (SO). Warna
bulu sapi Ongole sendiri adalah putih abu-abu dengan warna hitam di sekeliling
mata, mempunyai gumba dan gelambir yang besar menggelantung, saat mencapai umur
dewasa yang jantan mempunyai berat badan kurang dari 600 kg dan yang betina
kurang dari 450 kg.
Bobot hidup Sapi Peranakan Ongole (PO) bervariasi mulai 220 kg hingga mencapai sekitar 600 kg. Saat ini Sapi PO yang murni mulai sulit ditemukan, karena telah banyak disilangkan dengan sapi Brahman. Oleh karena itu sapi PO sering diartikan sebagai sapi lokal berwarna putih (keabu-abuan), berkelasa dan gelambir. Sesuai dengan induk persilangannya, maka Sapi PO terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja, mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, memiliki tenaga yang kuat dan aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal setelah beranak, jantannya memiliki kualitas semen yang baik. Keunggulan sapi PO ini antara lain : Tahan terhadap panas, tahan terhadap ekto dan endoparasit; Pertumbuhan relatif cepat walau pun adaptasi terhadap pakan kurang; Prosentase karkas dan kualitas daging baik.
5. SAPI BRAHMAN
Bobot hidup Sapi Peranakan Ongole (PO) bervariasi mulai 220 kg hingga mencapai sekitar 600 kg. Saat ini Sapi PO yang murni mulai sulit ditemukan, karena telah banyak disilangkan dengan sapi Brahman. Oleh karena itu sapi PO sering diartikan sebagai sapi lokal berwarna putih (keabu-abuan), berkelasa dan gelambir. Sesuai dengan induk persilangannya, maka Sapi PO terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja, mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, memiliki tenaga yang kuat dan aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal setelah beranak, jantannya memiliki kualitas semen yang baik. Keunggulan sapi PO ini antara lain : Tahan terhadap panas, tahan terhadap ekto dan endoparasit; Pertumbuhan relatif cepat walau pun adaptasi terhadap pakan kurang; Prosentase karkas dan kualitas daging baik.
5. SAPI BRAHMAN
Sapi Brahman adalah keturunan sapi Zebu atau Boss Indiscuss.
Aslinya berasal dari India kemudian masuk ke Amerika Serikat (AS) pada tahun
1849 dan berkembang pesat disana. Di Amerika Serikat, sapi Brahman ini
dikembangkan, diseleksi dan ditingkatkan mutu genetiknya. Setelah berhasil,
jenis sapi ini diekspor ke berbagai negara. Dari AS, sapi Brahman menyebar ke
Australia dan kemudian masuk ke Indonesia pada tahun 1974.
Sapi Brahman
relatif tahan terhadap penyakit dan mempunyai variasi wana kulit yang beragam dari
yang berwarna putih, coklat sampai yang kehitaman, Brahman memiliki kualitas
karkas yang bagus. Ciri khas sapi Brahman adalah berpunuk besar dan
berkulit longgar, gelambir dibawah leher sampai perut lebar dengan banyak
lipatan-lipatan. Telinga panjang menggantung dan berujung runcing. Sapi ini
adalah tipe sapi potong terbaik untuk dikembangkan.
6. SAPI LIMOUSIN
6. SAPI LIMOUSIN
Sapi Limousin kadang disebut juga Sapi Diamond Limousine (termasuk
Bos Taurus), dikembangkan pertama di Perancis, merupakan tipe sapi pedaging
dengan perototan yang lebih baik dibandingkan Sapi Simmental. Secara genetik
Sapi Limousin adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin,
merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake
(kemampuan menambah konsumsi di luar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan
metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan lebih
teratur. Sapi jenis limousin ini merupakan salah satu yang merajai pasar-pasar
sapi di Indonesia dan merupakan sapi primadona untuk penggemukan, karena
perkembangan tubuhnya termasuk cepat, bisa sampai 1,1 kg/hari saat masa
pertumbuhannya.
7. SAPI SIMENTAL
Sapi Simmental di kalangan
peternak populer dengan nama Sapi Metal, dan sebagian peternak atau pedagang
sapi kadang salah kaprah dengan menyebutnya sapi limousin, bahkan ada yang
menyebut sapi Brahman.
Sapi Simmental (juga termasuk Bos Taurus), berasal dari daerah Simme di negara Switzerland (Swiss), namun sekarang berkembang lebih cepat di benua Amerika, serta di Australia dan Selandia Baru (New Zealand). Sapi ini merupakan tipe sapi perah dan pedaging. Sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg. Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur.
Sapi Simmental (juga termasuk Bos Taurus), berasal dari daerah Simme di negara Switzerland (Swiss), namun sekarang berkembang lebih cepat di benua Amerika, serta di Australia dan Selandia Baru (New Zealand). Sapi ini merupakan tipe sapi perah dan pedaging. Sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg. Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur.